Menurut pandangan Adrian Vickers (seorang profesor dari Australia), di Bali sedang terjadi upaya untuk mengadopsi kebudayaan kosmopolitan, tetapi di sisi lain tumbuh sisi bangga, rasa memiliki, dan hasrat untuk mempertahankan budaya sendiri. Hal ini yang menyebabkan terjadinya akulturasi dan dialog dua sisi antara dua atau lebih kebudayaan pada arsitektur Bali yang diistilahkan sebagai "arsitektur hibrid".