Sinopsis Singkat Buku "Suara Boedak Sastra" Buku ini menghadirkan kumpulan puisi yang ditulis oleh para pemuda yang bersemangat dalam dunia sastra dan bahasa Indonesia. Meskipun sebagian besar penulisnya masih dianggap sebagai pemula, karya-karya mereka menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam gaya penulisan, dengan menggunakan diksi yang modern dan kontemporer, serta permainan tipografi yang mampu menggali pikiran pembaca. Puisi-puisi dalam buku ini tidak hanya sekadar kumpulan kata-kata, melainkan merupakan wahyu diri yang penuh nilai kebaikan dan kebenaran, serta mencerminkan keinginan dan nurani yang masih sejalan. Dalam kumpulan ini, kita dapat menemukan perasaan dan pengalaman pribadi yang tulus dari para penyair, seperti ekspresi cinta kepada ibu dalam puisi “Surat Cinta untuk Ibu” dan “Untuk Ibu”, serta refleksi spiritual dalam karya-karya Yoga seperti “Tamparan Kasih” dan “Ketika Tuhan Tak Lagi Mendengar”. Puisi-puisi ini juga menggambarkan perjuangan, kegelisahan, dan harapan yang menjadi bagian dari kehidupan para anggota komunitas Boedak Bilek Sastra, yang merupakan wadah bagi siapa saja yang mencintai sastra dan ingin berkarya. Selain puisi, buku ini juga menyoroti peran penting puisi dalam proses kemerdekaan Indonesia dan bagaimana puisi mampu mencerdaskan bangsa. Dengan gaya penulisan yang unik dan makna yang dalam, buku ini menjadi bukti bahwa puisi bukan hanya sekadar seni, tetapi juga alat untuk mengungkapkan kebenaran, keindahan, dan kekuatan jiwa.
Suara Boedak Sastra merupakan Kumpulan puisi dari penulis Komunitas Boedak Bilek Sastra melalui Kumpulan Puisi Suara Boedak Sastra ini kami menyuarakan suara melalui sajak sajak yang kami ciptakan banyak sajak sajak kami ciptakan dalam kehausan sepi kerinduan serta relijius membuat sajak tidak hanya sekedar mencintai tanpa menikmati maka tidak akan bernutrisi dari suara suara Boedak Bilek Sastra ini kami mengumpulkannya menjadi satu kesatuan yaitu Suara Boedak Sastra selain rasa cinta dan rasa menikmati terhadap dunia literasi kami juga ingin menjaga dunia literasi ini agar tetap hidup dalam sajak yang kami rangkul ini kami juga ingin membuktikan bahwa penulis dan pemuda tidak akan pernah mati Suara Boedak Sastra adalah bait bait kritik sosial relijius rindu dan sepi Berkelindan mengalirkan sebuah azam yang sama untuk merawat tradisi literasi Seperti penggalan dalam Sejuta Haus tanpa meraung tak akan bangkit larik larik puisi dalam buku ini telah diperjuangkan para penyairnya melalui raungan raungan kata untuk membangkitkan kesusasteraan di bumi Segantang Lada Bambang Kariyawan Ys Sastrawan Riau dan penulis buku puisi Lelaki Pemanggul Gurindam