Sinopsis Buku: Buku ini membahas tentang aksara Incung dan adat istiadat Kerinci, yang merupakan bagian dari warisan budaya dan kekayaan sejarah masyarakat Kerinci. Buku ini berisi penjelasan tentang sejarah penemuan aksara Incung, mulai dari penelitian yang dilakukan oleh Dr. Petrus Voorhove dan isterinya pada tahun 1941, serta bagaimana aksara ini berkembang dalam konteks hubungan politik dan budaya dengan daerah Minangkabau dan Jambi. Selain itu, buku ini juga menjelaskan tentang sistem adat Kerinci yang menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat setempat. Buku ini juga menyajikan informasi tentang naskah-naskah kuno Kerinci yang ditulis dalam aksara Incung, termasuk penggunaan bahan-bahan seperti tanduk kerbau, tanduk kambing hutan, ruas bambu, gading, dan kulit kayu. Selain itu, buku ini menjelaskan tentang prasasti Kerinci yang berupa bukti-bukti kebudayaan dan peradaban yang masih dilestarikan oleh masyarakat Kerinci. Selain itu, buku ini juga membahas tentang peran Tambo Kerinci sebagai sumber utama yang dapat membuka kebudayaan dan peradaban Kerinci. Dalam buku ini, bahasa yang digunakan dalam Tambo Kerinci adalah bahasa Melayu Kuno, yang menjadi salah satu ciri khas dari aksara Incung. Buku ini ditujukan untuk memperkaya pengetahuan dan pemahaman siswa tentang aksara Incung dan adat istiadat Kerinci sebagai bagian dari kurikulum bahasa daerah di sekolah dasar dan menengah. Dengan mempelajari buku ini, siswa diharapkan dapat memahami prinsip-prinsip dasar yang mengatur masalah aksara Incung dan adat istiadat Kerinci, serta menghargai dan melestarikan budaya lokal yang menjadi warisan bangsa.
Aksara incung merupakan aksara yang dipakai oleh masyarakat kerinci pada zaman dahulu Sekarang aksara ini sudah tidak digunakan untuk kegiatan resmi baik dalam pemerintahan maupun adat di Kerinci dan di Kota Sungai Penuh Begitu juga dengan beberapa adat Kerinci termasuk sastra parno sebagai sastra lisan yang dulu dipakai dalam berbagai acara adat di Kerinci Sekarang kita perlu mengetahui sejarah aksara incung dan adat istiadat Kerinci Kita perlu melestarikannya sebagai aset kearifan lokal agar tidak punah Caranya yaitu dengan transkripsi dan transliterasi aksara incung dari media tanduk bambu ke media kertas Selain itu perlu dipahami sistem adat Kerinci dan mempraktikkan keindahan parno yang dilisankan dalam acara adat yaitu parno adat ajun arah parno adat kematian parno adat perkawinan parno adat turun mandi dan parno adat kenduri sko Pemahaman sejarah aksara incung transkripsi dan transliterasi aksara incung sistem adat Kerinci serta parno adat diharapkan dapat mempertahankan eksistensi aksara incung dan adat istiadat Kerinci dalam Daerah Sakti Alam Kerinci
| Jumlah Halaman | 30 |
|---|---|
| Kategori | Novel |
| Penerbit | CV. Pustaka MediaGuru |
| Tahun Terbit | 2019 |
| ISBN | 978-623-217-857-1 |
| eISBN |