Salah satu masalah utama dalam diskusi tentang pembangunan berkelanjutan adalah manajemen yang berkualitas tinggi dalam pengelolaan sumber daya alam tak terbaharukan. Alasannya antara lain bahwa ketersediaan sumber daya alam yang terbatas akan menimbulkan sejumlah masalah, termasuk masalah akses masyarakat terhadap sumber daya alam, dampak lingkungan, dan dampak ekonomi dan sosial yang terkait dengan aktivitas pertambangan. Mengatasi masalah sosial seperti pengangguran, kemiskinan, distribusi pendapatan, dan ketidakseimbangan struktural adalah bagian penting dari pembangunan, bukan hanya peningkatan pertumbuhan ekonomi. Proses pembangunan industri pertambangan di beberapa wilayah Indonesia mengadopsi model enclave. Meskipun PDRB tinggi di beberapa provinsi Indonesia yang kaya akan sumber daya alam, tingkat kemiskinan juga tinggi. Oleh karena itu, wilayah pertambangan harus dikembangkan untuk tujuan investasi yang berbeda daripada hanya berfungsi sebagai lokasi penghasil. Sumber daya alam yang potensial dari industri pertambangan, seperti minyak, gas, emas, besi, batubara, tembaga, perak, dan lain-lain, tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Bahkan, di beberapa wilayah seperti Kalimantan, Sumatera, Riau, dan Irian Jaya, sumber daya alam ini berfungsi sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi lokal. Buku ini akan berguna sebagai upaya untuk membuat strategi kebijakan untuk pembangunan industri pertambangan timah, khususnya, dan industri pertambangan pada umumnya di Indonesia, dengan cara yang menguntungkan masyarakat dan pembangunan. Buku ini terdiri dari beberapa pembahasan, diantaranya: Growth With Development Atau Growth Without Development Peninjauan Kutub Pertumbuhan Dan Daerah Tertinggal Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Ekonomi Langsung Dan Fiskal Industri Pertambangan Timah Pengaruh Stakeholders Terhadap Kebijakan Industri Pertambangan Timah Di Bangka Belitung