TEMPO menelusuri lintasan gula ilegal dari Tanjung Balai di Sumatera Utara, Sampit di Kalimantan Tengah, Port Klang di Malaysia, hingga Tanjung Priok, Jakarta. Dengan total nilai impor di atas Rp 5 triliun pertahun, penyelundupan gula memang bisnis yang melelehkan liur—jauh lebih raksasa dari sekadar 56 ribu ton. Siapa saja pemainnya? Bagaimana pula modusnya?