Kata-kata Bu Musdah terngiang-ngiang di telinga saya. “Dengan memahami makna tauhid, kita akan menjadi Muslim sejati. Sebab, tauhid mengajarkan kepada kita bahwa hanya Tuhan Yang Mahabesar, Mahatinggi, dan tidak ada seorang pun yang menyerupai- Nya. Untuk itu, kita tidak boleh ‘menuhankan’ manusia karena manusia pada dasarnya setara,” katanya. Saya tertarik dengan pandangan tersebut. Saya pun mulai “berani” membaca buku-buku yang dikategorikan liberal dan mengajak diskusi orang-orang yang memiliki pemikiran lebih terbuka dibandingkan dengan saya. Liberal kadang hanyalah label yang dilekatkan orang yang tak sepaham dengan para pemikir terbuka, seperti Bu Musdah.