Buku karya Aksin Wijaya yang ada di tangan pembaca ini merupakan model kegelisahan "baru" akan dominasi nalar Arab dalam teks keagamaagn, dalam ahl ini al-Qur''''an. Dikatakan "kegelisahan baru" mengingat pikiran-pikiran yang dilontarkan turut "mempermasalahkan" mushaf Ustman yang oleh sebagian besar pengkaji al-Qur''''an justru tidak lagi dipermasalahkan. Sederet pemikir kontemporer, seperti Amin al-Khuli, Fazlur Rahman, Hassan Hanafi, Nasr Hamid Abu Zayd, Abdul Karim Shoroush, dan Muhammad Syahrur, misalnya, dengan seabrek tawaran dan metodedologis serta pemikiran kritis lainnya tentang al-Qur''''an justru tidak menyinggung mushaf Ustman sebagai korpus yang pantas "digugat", meski sebenarnya mereka mengakui proses kondifikasi masa Utsman tersebut sejatinya bisa menimbulkan pertanyaan.