Kesehatan

Kersen sebagai Antipenuaan Kulit

Tanaman Muntingia calabura atau dikenal juga dengan Kersen merupakan tanaman yang berasal dari Meksiko Selatan, Amerika Selatan tropis, Amerika Tengah, Antillen Besar, Trinidad, dan St. Vincent. Tanaman ini juga banyak dibudidayakan di daerah tropis seperti Indonesia yang banyak ditemukan sebagai tanaman budidaya di pinggir jalan. Kersen dimanfaatkan sebagai obat tradisional di daerah Peru, Kolombia, Meksiko, Vietnam, dan Filipina untuk mengatasi berbagai penyakit. Bunga dan kulit kayu kersen digunakan di Peru sebagai antiseptic dan untuk mengurangi pembengkakan di ekstremitas bawah. Daunnya direbus atau direndam dalam air, digunakan untuk mengurangi tukak lambung dan pembengkakan kelenjar prostat, serta untuk meredakan sakit kepala. Selain itu, rebusan kulit batangnya dapat digunakan sebagai pencuci untuk mengurangi bengkak pada ekstremitas bawah. Di negara lain, Kolombia, infus bunga kersen digunakan sebagai obat penenang dan tonik. Di Meksiko tanaman ini digunakan untuk mengobati penyakit campak, sariawan, dan sakit perut. Pemanfaatan tanaman kersen terkait dengan kandungan senyawa kimia sehingga dapat berfungsi sebagai pengobatan berbagai penyakit. Tanaman ini termasuk kedalam golongan beri yang memiliki kandungan senyawa kimia utamanya adalah golongan senyawa fenolik. Asam galat merupakan senyawa yang paling banyak ditemukan di dalam buah kersen yaitu sebanyak 75% dari total keseluruhan senyawa golongan fenolik. Senyawa fenolik kersen umumnya dalam bentuk tersesterifikasi sedangkan flavonoid banyak ditemukan dalam bentuk terkolasi bebas dan terglikasi.

Untuk membaca, silahkan unduh aplikasi di bawah ini: