Aku tak menghitung berapa jarak yang telah kutempuh mencarimu, tapi kau tahu aku akan berjalan sendiri di kota yang kata-katanya bukan Cuma milikku. Banyak yang harus kita tanggalkan untuk menjadi tunggal, dan kau satu-satunya yang kuinginkan tinggal di dalam tabah tubuhku. Aku tak terbiasa dengan sepi yang hadir di cangkir kopi. Tapi kau berdiam di sana, tempat waktu membekukan; kau dan aku. Ada kita bergelayut di halimun malam yang semakin tua, bertanya cara meriwayatkan cinta yang rumit dan tak pernah ingin pamit.