KISAH NYATA

Teladan untuk Ananda

akhirnya satu persatu keluarga Tukang Sisir (Masyithah) itu dilemparkan ke dalam air yang mendidih. Hingga tibalah giliran anaknya yang paling kecil, bayi yang masih menyusui.Tiba-tiba saja, bayi yang masih menyusui itu berbicara: "Wahai Bunda, bersabarlah, sebab sesungguhnya engkau berada di atas kebenaran!" Lalu bayi mungil itupun dilemparkan ke dalam air mendidih itu bersama bundanya. Itulah puncak kisah dramatis seorang ibu yang mengorbankan diri bersama suami dan anak-anaknya demi mempertahankan ''''Yang aku sembah hanyalah Allah'''' di hadapan penghulu tirani, Fir''''aun. Ya, bayi itu menjadi simbol pengorbanan diri demi mempertahankan iman dan meraih ridhaNya. Dia adalah pelaku nyata sejarah. Bukan tokoh-tokoh fiktif yang melupakan anak-anak muslim dari idola-idola mereka yang menyejarah. Bukan Naruto, tokoh rekaan yang menebar semangat kesyirikan. Atau Spongebob yang membawa semangat humanisme, sekaligus hedonisme Barat itu. Para orang tua paling bertanggung jawab atas berpalingnya anak-anak mereka dari tokoh-tokoh sejarah yang nyata dan hebat kepada tokoh-tokoh fiktif dan khayal yang membahayakan akidah mereka, baik melalui televisi dan buku-buku cerita yang menyesatkan. Buku Teladan untuk Ananda adalah alternatif bacaan anak-anak muslim agar mereka terjaga dari virus-virus syirik dan humanisme ala Barat yang tanpa radar justeru mereka gandrungi. Berupayalah wahai orang tua muslim untuk menyelamatkan jiwa anak-anak kita dengan memilihkan bacaan yang baik untuk mereka. Selamat membaca!

Untuk membaca, silahkan unduh aplikasi di bawah ini: