Sepanjang tahun masyarakat Sumbawa gemar berkunjung ke arena maen jaran alias pacuan kuda. Jokinya rata-rata bocah 5-12 tahun—dan dikenalkan dengan kuda sejak berusia di bawah lima tahun. Kemenangan di arena pacuan adalah prestise dan uang, sekaligus ironi: pendidikan anak-anak itu terabaikan.