Pendidikan

Mengabdi di kota suci : kisah inspiratif pejuang pendidikan di sekolah Indonesia Makkah

“Kalau saya resign dari bank, saya tidak akan mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.” Pandangan seperti itulah yang membuat saya gamang saat hendak memutuskan resign dari pekerjaan lama saya sebagai bankir. Akhirnya, saya benar-benar resign dan memutuskan mejadi guide jamaah umrah. Saya ber-azzam untuk menebus semua dosa-dosa saya sewaktu masih aktif menjadi bankir. Mengangkat koper, menerima komplain, mengurus jemaah yang sakit di rumah sakit bahkan yang meninggal dunia, mencari jamaah yang nyasar adalah pekerjaan bagi saya sehari-hari. Hingga suatu hari di awal tahun 2020, Ibu Ika, seorang guru di Sekolah Indonesia Makkah menawari saya untuk menjadi guru honorer di sekolah tersebut. Saya pun tertarik dengan tawaran beliau. Apakah saya mampu? Cerita di atas hanyalah sepenggal kisah dari kisah inspiratif dan penuh hikmah yang ditulis oleh guru-guru Sekolah Indonesia Makkah (SIM). Mengabdi di Kota Suci berisi kisah-kisah lucu, mengharukan, membahagiakan, tentang perjuangan para guru SIM dalam mendidik anak-anak pekerja migran yang menetap di Tanah Suci. Sebuah buku yang akan membuka mata pembaca bagaimana beratnya berjuang di jalan pendidikan dengan aturan ketat yang diterapkan oleh pemerintah Saudi. Anda tertarik untuk menjadi pendidik di Tanah Suci atau sekadar ingin tahu? Buku ini akan menjawab rasa penasaran Anda.

Untuk membaca, silahkan unduh aplikasi di bawah ini: