Jika kita beruntung, pengunjung Benteng Fort de Kock boleh jadi akan menemukan kupu-kupu besar cokelat yang disebut rama-rama. Ia hinggao di meriam bekas peninggalan Belanda yang terpajang di pelataran halaman benteng. Kadang bertengger di tiang-tiang, jendela, atau tangga besi. Konon, bila kupu-kupu besar itu dating ke rumah penduduk, ia menjadi petanda tuan rumah akan kedatangan tamu. Dari sekian banyak kata “konob” yang dilekatkan pada kupu-kupu besar itu, ada satu yang dialamatkan kepada sosok yang istimewa. Ia bukan seekor kupu-kupu, meski keindahan, kegesitan, dan kesulitan menangkapnya mengingatkanku pada tabiat kupu-kupu. Ialah Limpapeh. Novel silat yang akan kau baca ini berisi kisah-kisah mengerikan, aneh, bahkan tak masuk akal, yang beberapa tampak ganjil karena seperti terpisah dari yang lain. Kisah ganjil itu sesungguhnya berkaitan erat denganlainnya dan pengikatnya adalah Limpapeh. Ialah kunci dari segala peristiwa. Ia perekat benang-benang yang terlepas. Ialah Kupu-Kupu Fort de Kock!