Onjhengan geddhung yang dimaknai dengan undangan atau permintaan bantuan kepada sanak dan kerabat atau tetangga terdekat untuk ikut membantu di dalam melancarkan upacara pernikahan. Onjhengan geddhung merupakan fenomena tradisi yang secara turun temurun berkembang dan terjalin di dalam kehidupan keseharian masyarakat Madura, yang pada tataran sosialnya memiliki konektivitas dan interkoneksi antar indidu dengan individu yang lain atau kelompok yang satu dengan kelompok lainnya. Untuk itu onjhengan gedhhung menjadi potret harmonisasi sosial dalam upacara pernikahan masyarakat Madura. Buku ini berusaha untuk memberikan gambaran tentang prosesi pernikahan masyarakat Madura, ada dua tahapan prosesi pernikahan yang dilakukan masyarakat Madura, yaitu: Pertama: Pra pernikahan meliputi nyare angin, manchet atau nyabhek ocak, pentan, lamaran, dan tongebbhen. Kedua, Pernikahan, diantaranya acara akad, walimahan, dan maen mantan. Semua tahapan tersebut di dalam prosesinya menjadi sarat makna dan tradisi pernikahan masyarakat Madura. Potret harmonisasi sosial pada Masyarakat melalui Onjhengan Geddhung nampak pada terikatnya penguatan kekerabatan dan persatuan, terjalinnya toleransi dan kerukunan, serta terciptanya tanggung jawab dan kesukarelaan dalam diri masyarakat desa Aengbaja Kenek.