Esai

Ilusi Vital

Bukankah kita sebenarnya sudaj muak dengan seks, perbedaan, emansipasi, dan budaya? Dengan pertanyaan provoaktif ini, Jean Baudrillard, dalam pergumulannya dengan persoalan kompleks yang menentukan dunia pascamilenial, menantang kita untuk menghadapi penolakan atas kematian dan subjektivitas kita yang mematikan dan diberdayakan secara teknologi. Kloning manusia – serta “cloning” ide dan identitas social – menandai berakhirnya seks dan kematian serta pembagian individu. Ketika segala sesuatu dapat dikloning, disimulasi, deprogram, dan dikelola secara genetic dan neurologis, umat manusia menunjukkan diri tak sanggup untuk menghadapi dengan gagah berani keanekaragamannya sendiri, lebih memilih untuk beringsut mundur ke keabadian patologis sel yang mereplikasi diri. Dengan kembali ke asal-muasal virus kita selaku makhluk abadi tanpa seks, kita ironisnya memenuhi hastrat kita untuk merengkuh kematian, mengakhiri spesies kita sendiri. Baudrillard membahas apa yang disebutnya “pembunuhan terhadap yang real” yang dilakukan oleh dunia virtual. Di dunia salinan dan klon di mana segala sesuatu bias hadir dalam sekejap, kita bahkan tidak bisa lagi berbicara tentang kenyataan. Di luar pembunuhan simbolis terhadap Tuhan yang dikumandangkan Nietzscha, dunia virtual kita yang bebas dari referen sedang dalam proses memusnakan realitas, tanpa meninggalkan jejak. Dibumbui dengan gerakan konstraintuitif dan visi proferik serta humor gelap khas Baudrillard, buku ini menyingkap kontradiksi-kontradiski yang memandu budaya kontemporer kita dan mengatur kehidupan kita.

Untuk membaca, silahkan unduh aplikasi di bawah ini: