“Kamu harus belajar sungguh-sungguh, supaya diterima di kedokteran!” suara dingin papa Hoshi memecah keheningan yang mencekam. Hoshi menarik napas panjang. Mengeraskan kepalan tangannya, sampai pundaknya sakit. “Sekarang! Atau tidak sama sekali,” batinnya. “Aku tidak mau masuk kedokteran, Pa.” Suara pelan Hoshi, seperti ledakan bom di telinga papa Hoshi. Urat di pelipisnya pasti menonjol keluar. “Apa kamu bilang?” bentaknya. Hoshi, anak laki-laki kelas tiga SMA yang gagal meraih mimpinya dan hanya mempunyai dua pilihan. Mengikuti perintah papanya atau membuka jalannya sendiri. Di tengah dilema, dia melihat wanita yang dicintainya, Afra hancur tanpa bisa menolongnya. Namun, sebelas tahun kemudian sebuah kecelakaan mempertemukan keduanya kembali. Mampukah cinta membara Hoshi seorang penulis terkenal, mencairkan hati Afra sang dokter bedah syaraf ternama?