Agama Islam

Struktur Surah Al-Ahqaf Dalam Perspektif Teori Semitic Rhetorical Analysis (SRA) Michel Cuypers

Segala sesuatu yang ada di dalam Al-Qur’an memiliki rahasia yang menakjubkan baik dari pemilihan kata, kandungan makna bahkan struktur susunan Al-Qur’an juga menyimpan rahasia yaitu tentang bagaimana sebuah surah dapat membentuk kesatuan surah yang utuh meskipun dalam sebuah surah membahas tema yang berbeda-beda yang menjadikan Al-Qur’an terkesan berpindah tema tanpa arah. Hal ini menjadi senjata bagi para orientalis untuk melemahkan keotentikan Al-Qur’an dengan menganggap bahwa Al-Qur’an tidak tersusun secara sistematis dan tidak beraturan, diantara mereka adalah Theodore Noldeke, Nicolai Sinai dan Richard Bell. Richard Bell menganggap bahwa surah Al-Ah{qa>f tidak tersusun secara sistematis bahkan Ia mencoba untuk menyusunnya kembali sesuai dengan pendapatnya sendiri. Ia beranggapan bahwa penyebutan Jin pada ayat 29-31 tidak ada kaitanya dengan pembahasan pada ayat sebelumnya dan ayat 32-35 memiliki hubungan pada ayat diawal surah akan tetapi posisi mereka terisolasi dari pembahasan tema tersebut. Oleh sebab itu penulis mencoba untuk menampik pendapat tersebut dengan menganalisa surah al-Ah{qa>f melalui metode Semitic Rhetorical Analysis (SRA). Penelitian ini merupakan kajian pustaka (library research) dengan sumbernya yang merujuk pada buku dan jurnal yang berkaitan dengan penelitian, Kemudian dilakukan analisa dengan metode deskriptif analitik, yaitu penyelidikan dengan menggambarkan keadaan subjek dan objek penelitian dan menjelaskannya secara detail melalui kaca mata Semitic Rhetorical Analysis (SRA). Adapun hasil dari penelitian ini adalah bahwa surah al-Ah{qa>f tersusun secara sistematis sebagi sebuah kesatuan surah yang utuh sesuai dengan prinsip SRA, sehingga tidak ada satu ayat pun yang terisolasi dari ayat lainnya dan penyebutan Jin memiliki maksut yang sesuai dengan pembahasan yang dibahas pada surah tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa implikasi SRA terhadap penafsiran tidak berseberangan dengan penafsiran dengan ulama tafsir. Dengan demikian, teori Semitic Rhetorical Analysis (SRA) dapat diterapkan untuk menganalisa struktur surah dalam Al-Qur’an meskipun metode ini tidak memberikan hasil yang absolut dan memiliki pandangan yang subjektif tergantung dengan aplikator yang menerapkannya. Namun demikian metode SRA bisa diapresiasi karena telah menyumbang khazanah keIslaman untuk memperkuat keotentikan Al-Qur’an

Untuk membaca, silahkan unduh aplikasi di bawah ini: