Buku ini sebenarnya hanyalah catatan kebudayaan, yang menonjol subyektifnya, karena memang berangkat dari pengalaman hidup saya di dua ruang yang bisa dikatakan berbeda: pertama, keberadaan saya waktu masih di Jakarta antara tahun 2006 hingga 2008; dan kedua, posisi saya yang kembali ke desa, yang hanya bisa melihat glamourisme budaya dari TV atau media seperti koran, tabloid, majalah, dan internet