Dita terus berlari. Ia ingin cepat pergi dari tempat terkutuk ini. Bahkan kalau bisa, ia meminta Tuhan untuk menghilangkan ingatannya, atau berharap itu hanya mimpi. Tapi semua itu memang nyata. Gama yang sangat dicintainya ternyata telah mendua. Dan mungkin sudah lama. Masih jelas terdengar di telinganya kata sayang dan cinta dari bibir Gama yang lama ia damba. Dan belum sebulan kata cinta dan sayang itu ia dengar, semua berubah menjadi kata-kata yang menyakitkan. Ya, andai ia tetap bersahabat dengan Gama, mungkin ia masih bisa menahan sakit, atau setidaknya pura-pura bahagia dengan kebahagaian Gama dan Lara. Tapi kini tak bisa, ikatan cinta telah terucap. Dan ternyata Gama mendua.