MENULIS naskah lakon punya keasyikan tersendiri. Saya dipertemukan dengan banyak karakter kejadian, suasana, latar, para tokoh, dan beragam emosional dari masyarakat sebagai amatan primer. Dari pertemuan- pertemuan itu saya kadang terolah, terpancing, terkagum, kesal, bahagia, campur aduk, tapi tidak pernah bosan bercakap bahkan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Keintiman semacam itulah yang membuat saya merasa senang menggali pengalaman dari para tokoh yang memainkan-memanaskan alur konflik dalam teks, meski saya sadari tokoh-tokoh itu saya ciptakan sendiri.