Seorang turunan Bupati diangkat jadi naib (penghulu) di sebuah kecamatan. Merasa diri menak, sikap dan tindakannya angkuh. Ia harus dihormati dan disegani secara berlebihan, selalu, ingin di atas. Tapi akhirnya ia harus tunduk kepada kenyataan bahwa ‘bangsawan turunan’ kini sudah tak ‘laku’, yang tetap terhormat adalah ‘bangsawan ‘hati’.