Moh. Ambri, yang oleh generasi muda diberi julukan Bapak Realisme Sastra Sunda, mencoba menghidupkan kembali salah satu cerita Kabayan dengan diberi judul "Si Kabayan jadi Dukun" dalam versi baru dan berhasil. Ambri tetap memegang teguh ciri-ciri khas Kabayan: jujur, polos, sering terlihat seperti dungu (tolol), tapi tiba tiba menjadi cerdas seperti pemikir ulung, dapat dirasakan dalam dialog-dialog yang mewarnai tiap bagian cerita, membawa kita ke dunia fantasi cerah-ceria, dapat melupakan sejenak dunia nyata yang selalu penuh kesibukan dan ketegangan.