Warna di wajahmu hanya satu padahal musim telah bergontai-ganti. Lika-liku pahit kehidupanmu melilit keceriaan hatimu hingga dengan kuat menahan senyum manismu keluar. Hidupmu kelabu, katamu padaku dengan mimik yang sendu. Namun tiba-tiba kamu dongakkan kepalamu mengadah ke langit. Matamu yang sipit, menatapku sadis. Aku ketakutan.