Ih, apa, sih, hebatnya Ayah? Pertanyaan itu belakangan terus berada di pikiran Rani. Rani merasa selama ini tidak ada yang hebat dengan ayahnya. Tabita bilang, ayahnya hebat. Soalnya, ayahnya punya mobil baru dan kemarin mereka sekeluarga jalan-jalan ke Puncak. Kalau Lulu bilang, ayahnya hebat. Soalnya, suka masak nasi goreng pagi-pagi untuk Lulu. Chira bilang, ayahnya hebat. Karena ayahnya itu dokter, jadi banyak membantu orang. Ayah Rani sendiri? Rani membayangkan. “Aku mau punya Ayah seperti ayah temanku, Bunda,” ujar Rani berterus terang pada Bunda. Bunda tertawa. “Mereka hebat-hebat.” “Terus, Ayah kamu tidak hebat?” Rani menggeleng. Bunda mengelus kepala Rani. Hmm … Teman-Teman, ada apa, ya, dengan Rani? Kenapa dia bilang kalau ayahnya tidak hebat? Apakah ayah Rani memang benar tidak hebat? Ataukah sebaliknya, justru ayah Rani adalah ayah yang hebat? Aduh … benar-benar membingungkan. Teman-Teman, selain cerita tentang Ayahku Hebat, dalam buku ini juga ada kisah-kisah lain, lho. Selamat membaca, ya!
Buku "Ayahku Hebat" Buku ini mengisahkan kisah kehidupan seorang anak yang tinggal di panti asuhan, yaitu Airin. Dalam cerita ini, Airin mengalami kebahagiaan saat seorang tamu yang sayang padanya datang mengunjungi panti asuhan. Tamu tersebut datang tepat saat hujan deras turun, dan Airin tahu bahwa orang itu adalah orang yang sangat mencintainya. Kehadiran tamu ini memberikan harapan dan kebahagiaan bagi anak-anak panti asuhan, yang berdoa agar bisa diterima oleh tamu tersebut dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik, seperti memiliki kamar sendiri dan mainan yang banyak. Selain itu, cerita ini juga menggambarkan kepedulian seorang ibu bernama Emak Neneng, yang setiap hari datang ke panti asuhan untuk memberi makan Airin, meskipun cuaca sedang buruk. Emak Neneng mengungkapkan rasa sayangnya terhadap Airin, yang mengingatkannya pada anaknya yang telah meninggal. Meskipun Emak Neneng tidak bisa memberikan apa-apa secara langsung, kehadirannya memberikan kehangatan dan kehangatan dalam kehidupan Airin. Buku ini menggambarkan kehidupan anak-anak panti asuhan yang penuh harapan, kepedulian, dan kehangatan dari orang-orang yang peduli. Cerita ini juga mengajarkan nilai-nilai kepedulian, kasih sayang, dan harapan dalam kehidupan sehari-hari.