“Ma, adik itu kok beda, ya. Masak yang lain pada belajar, tapi dia malah masih asyik bikin mainan.” bisikku pada mama, takut dia akan mendengar. “Hush, jangan bilang begitu! Setiap anak kan diciptakan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jangan merasa Kakak sudah pintar, tapi adik yang belum begitu paham teori, malah Kakak ledek di belakangnya.” balas mama yang membuat hatiku terperangah. Hmm, kira-kira apa, ya, yang membuat Dira merasa adiknya beda dengan anak seusianya? Lantas, bagaimana cara Dira menyikapi sikap adiknya yang berbeda ini? Temukan jawabannya dalam buku ini, Kawan. Selain cerpen berjudul Adik Kebanggaan, masih ada 7 cerpen menarik lain lho. Dijamin keren dan mengasyikkan untuk dibaca.
Buku Buku ini menceritakan kisah kehidupan sehari-hari dari seorang kakak yang merasa malas dan sering menghabiskan waktu di depan televisi. Di sisi lain, adiknya yang ceria dan kreatif sedang berkarya dengan bahan-bahan sederhana, meniru video dari YouTube. Meskipun adiknya mendapat pujian dari ibu, kakaknya merasa perhatian orang tua teralihkan ke adiknya. Dalam percakapan pribadi dengan ibu, kakak tersebut merasa bersalah karena merasa telah mengledek adiknya. Ibu memberikan nasihat bahwa setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, dan tidak boleh saling menyalahkan. Dalam cerita ini, juga terdapat dialog singkat mengenai hukum hak cipta, yang mungkin terkait dengan konten yang disebutkan dalam buku, meskipun bagian tersebut tampaknya tidak terintegrasi dengan cerita utama secara mendalam. Kisah ini menggambarkan hubungan antara kakak dan adik, dinamika keluarga, serta refleksi diri terhadap perilaku dan sikap dalam kehidupan sehari-hari. Buku ini memberikan pelajaran tentang kepedulian, kejujuran, dan pentingnya menghargai keunikan setiap orang.