Pasar surga?... Di sana, barang apa saja yang tidak ada. Kebutuhan apa yang tidak tersedia. Mulai dari A sampai Z, dari Alief sampai Ya’, dari angka nol, satu, dua, sampai kembali ke nol lagi, semuanya bisa didapatkan di Pasar Edan. Pengunjungnya pun super melimpah-ruah. Berbagai lapisan manusia bisa dikata pernah menginjakkan kaki di pasar surga itu. Dari wong alit sampai wong elit. Dari orang yang taraf ekonominya menengah ke tanah sampai yang menengah ke langit. Dari orang yang gak berpunya sampai mereka yang berada, semuanya pasti pernah berbelanja di pasar Edan itu… Layaknya surga, di sana, segala sesuatu pasti tersedia. Bahkan ternyata, di pasar Edan itu juga dijual sesuatu yang sangat langka. Super langka malah. Takkan pernah ada yang menduga, mungkin juga Anda, kalau sesuatu itu adalah ‘nyawa’… Cerpen: Penjual Nyawa di Pasar Edan *** “Telah ditemukan sebongkah hati berwarna merah matang di toilet umum kota Hahaem, dengan besar 35 centimeter. Bagi yang merasa kehilangan harap menghubungi 08530303030. Jika sampai satu tahun tidak ada yang mengaku, atau menghubungi, mohon keikhlasan untuk …” Cerpen: Hati yang Hilang “…beberapa kelebihan cerpen Akar Rumput, di antaranya: detail, persoalan yang diangkat adalah persoalan penting, berani merambah wilayah ‘absurd’ termasuk soal nasib, cara bercerita yang lancar, hikmah yang disampaikan halus…” Mashuri, Peneliti Sastra di Balai Bahasa Jawa Timur, IJTIHAD 2013 “salah satu hal menarik dalam cerpen ini adalah karakterisasi Wak Tuwak…dia adalah sosok yang menyuarakan kritik terhadap pola dan gaya hidup remaja.” Jamal D Rahman, Sastrawan, Horison Kakilangit, November 2013