“Kamu mau liburan ke mana, Mima?” tanya Tara tiba-tiba. “Ngg …,” Mima menarik-narik rambut keritingnya. “Aku akan pergi ke Bali!” seru Rino tanpa ditanya. “Aku mau main seharian di pantai. Aku juga akan pergi ke Gili Terawangan. Kalian tahu tidak Gili Terawangan? Itu tempat yang bagus untuk menyelam dan olahraga air,” Rino merepet. Mulai besok, sekolah libur. Teman-teman Mima sudah memiliki rencana masing-masing untuk berlibur bersama keluarga. Sebenarnya, Mima ingin pergi ke Candi Borobudur, tapi mana mungkin. Selain karena sibuk, Ayah mungkin tak punya uang untuk mengajak Mima bepergian. Namun, Putri Jenna punya cara seru untuk pergi liburan tanpa mengeluarkan biaya. Hah? Bagaimana caranya?
Buku Libur sekolah telah tiba, dan bagi Mima, ini adalah kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman-teman. Namun, keinginan Mima untuk berlibur ke Candi Borobudur terhalang oleh kenyataan bahwa Ayahnya tidak bisa cuti. Kesedihan dan kekecewaan Mima terasa, terutama ketika ia merasa tidak mendapat dukungan dari keluarga. Dalam usahanya untuk mencari solusi, Mima bertemu dengan teman-temannya, seperti Putri Jenna dan Tara, yang memberinya semangat dan dukungan. Meski masih ada hambatan, Mima tetap berusaha untuk menemukan cara agar bisa merasakan kehangatan liburan, meski mungkin tidak seperti yang ia bayangkan. Cerita ini menggambarkan perasaan seorang anak yang ingin berlibur, menghadapi kenyataan hidup, dan mencari cara untuk tetap bahagia meski dalam situasi yang tidak ideal.