Faris suka mengejek dan menjuluki teman-temannya. Ih, menyebalkan, ya? Akibatnya, Faris dikucilkan dan tak punya teman bermain. Namun, suatu hari Faris mengalami sebuah peristiwa yang membuatnya menyesal dan tak ingin mengejek teman-temannya lagi. Dia ingin meminta maaf. Mau, nggak, ya, teman-temannya memaafkan Faris? Dan, peristiwa apa, sih, yang membuat Faris menyesali sikapnya? Yuk, ikuti cerita lengkapnya!
Buku ini menceritakan kisah Faris, seorang anak yang tampan dan pandai, tetapi memiliki sifat buruk yaitu suka mengejek teman-temannya. Ia memanggil teman-temannya dengan julukan-julukan yang tidak menyenangkan, seperti "Si Gajah," "Si Arang," dan "Si Rambut Mi." Akibat sikapnya itu, teman-temannya menjadi tidak senang dan memutuskan tidak lagi bermain dengan Faris. Faris merasa kesepian dan mulai menyadari bahwa tindakannya tidak menyenangkan bagi orang lain. Suatu hari, saat sedang berkebun, Faris terkejut karena melihat seekor cacing di dekat sepatunya. Ia berteriak dan menunjukkan rasa takutnya, tetapi teman-temannya justru menertawakannya dan menggodanya. Mereka mengatakan bahwa Faris penakut, dan terus-menerus menggoda dirinya. Akhirnya, Faris merasa sakit hati dan menyadari bahwa ia juga tidak senang jika diejek. Dari situ, Faris berpikir bahwa teman-temannya pasti juga tidak senang ketika mereka diejek. Dengan hati yang malu, ia meminta maaf kepada teman-temannya. Sejak saat itu, Faris berubah. Ia tidak lagi memanggil teman-temannya dengan julukan yang buruk, dan semua teman jadi menyayanginya kembali. Buku ini mengajarkan pentingnya sikap ramah, menghargai teman, serta kesadaran akan dampak tindakan kita terhadap orang lain. Dengan cerita yang menarik dan pesan moral yang jelas, buku ini sangat cocok untuk anak-anak yang sedang belajar tentang akhlak dan hubungan sosial.