bola matahari berada di atas ubun-ubun. Teriknya memanggang apa saja yang tampak di permukaan. Kering kerontang! Kemarau terus berkepanjangan. Para petani di Desa Kalisetra menjerit. Lahan persawahan mereka menjelma menjadi hamparan tanah retak-retak. Tak ada jenis tumbuhan apa pun yang sanggup bertahan hidup di sana. Kegiatan tanam-menanam pun terhenti total. Dalam sengatan panas yang tak kenal ampun, Sarmin melintas seorang diri dengan mengendarai sepeda unta. Ia baru pulang sekolah. Anak siswa kelas 2 SMP itu, menyusuri jalan panjang di tengah sawah yang menghubungkan kampungnya. Ia berupaya mengayuh sepedanya pada sisi jalan yang teduh. Dengan demikian, ia berharap agar tetestetes keringatnya tidak mengucur terlalu deras.