dan ranking ketiga diraih oleh, Sipan!” suara Bu Guru Indah memekik. Tepuk tangan membahana seantero kelas lima. Setelah tepuk tangan usai, suasana mendadak sunyi. Dua anak ranking pertama dan kedua telah berada di depan kelas untuk menerima hadiah dari wali kelas. Semua mata lalu mengarahkan pandangannya ke arah Sipan yang duduk agak ke pojok. “Sipan, ayo maju ke depan!” ujar Bu Guru Indah. Anak yang dipanggil Sipan hanya melongo. Bu Guru Indah lalu menghampirinya. “Sipan!” Bu Guru Indah menunduk agar menyejajarkan muka ke wajah Sipan yang melongo. “Ya, ya, Bu,” kata Sipan gelagapan. Murid-murid sekelas lainnya tertawa terbahak-bahak melihat tingkah temannya seperti itu. Mereka bersahut-sahutan berkatakata, “He, Sipan kesambet,”, “Sipan jadi pilon,” atau “Sipan kesurupan.” D2 Sipan dan Kembang Kamijara 1 “Tenang, Anak-anak! Sipan tidak kena apa-apa,” hardik Bu Guru Indah. “Ada apa, Sipan?”
Buku Buku ini menceritakan kisah kehidupan Sipan, seorang siswa yang awalnya selalu berada di belakang dalam urutan ranking kelas. Suatu hari, ia tiba-tiba mendapatkan predikat juara ketiga, yang menjadi kejutan besar baginya. Keberhasilan ini tidak hanya membawa kebahagiaan, tetapi juga menimbulkan reaksi beragam dari teman-temannya, sebagian menganggapnya lucu, sebagian merasa tertawa, dan sebagian lain merasa terhibur. Dalam situasi ini, Sipan juga ditemani oleh dua temannya, Kusaeri dan Topik, yang memberinya dukungan dan semangat. Kusaeri, yang sempat merasa sedih karena nilai-nilainya merah, juga mendapatkan hadiah dari Sipan berupa sejumlah buku cerita dan alat tulis. Kisah ini menggambarkan perjalanan seorang siswa dalam menghadapi tekanan akademik, serta pentingnya persahabatan dan dukungan dari teman-teman dalam meraih kesuksesan. Buku ini juga menyampaikan pesan penting tentang pentingnya belajar bukan hanya demi orang tua, tetapi juga demi mengejar impian dan mengembangkan jati diri.