ada Keluarga kecil tinggal di sebuah desa yang subur. Sang ayah bernama Pak Marto dan sang ibu bernama Bu Ngatinem. Mereka memiliki tiga anak. Si sulung bernama Joko, si tengah bernama Warsini, dan si bungsu bernama Yono. Keluarga Pak Marto bukanlah keluarga kaya, mereka hanya petani yang sawahnya tidak begitu luas. Rumah mereka pun sangat sederhana, hanya terbuat dari bambu dan berlantai tanah. Namun demikian mereka tetap bisa hidup bahagia, anak-anak mereka juga bisa bersekolah. Semua itu berkat kerja keras Bu Ngatinem yang menginginkan anak-anaknya kelak menjadi orang besar dan sukses. Sayangnya Pak Marto tidak sama dengan istrinya yang suka bekerja keras. Ia justru suka berjudi dan berfoya-foya. Sehari-hari ia menyuruh ketiga anaknya bekerja keras di sawah atau pun menganyam rotan di rumah. Padahal dirinya sendiri hanya bersenang-senang setiap hari dengan menghabiskan uangnya di meja judi. Pernah suatu hari ia pulang dengan sangat marah dan menendang pintu sampai rusak. Kemudian ia memukul Bagian Satu A2 Ketabahan Yono istrinya dengan sapu. Kala itu Yono segera berlari memanggil kakaknya dan mencoba menghentikan ayahnya. Joko dan Yono menarik baju ayahnya hingga ia berhenti memukul istrinya. “Ngapain kamu ikut campur, anak kecil?” bentak ayahnya dengan sangat marah.