KONON tatkala saya lahir, menurut cerita orang tua saya sepekan kemudian, yakni sesudah saya diberi nama, pesawat-pesawat tempur Belanda beterbangan mengiangngiang di atas perkampungan Ketanggungan, tempat kelahiran saya. Orang-orang mendadak bingung, lari terbirit-birit ke sana-ke mari, wajah-wajah tampak ketakutan, mencari tempat perlindungan. Ada yang masuk lubang-lubang tanah perlindungan. Ada yang pergi ke sebuah sungai, terjun ke dalam air banjir dan menyelam beberapa jam. Tetapi ada pula yang secara diam-diam berlari mengendap-endap pergi mengungsi jauh-jauh ke desa-desa lain. “Belanda mendarat! Belanda mendarat ....!” Demikianlah teriakan orang-orang berpencaran dari sana-sini ingin menyelamatkan nyawanya masing-masing.