Agama

Poligami : diketati atau dilonggari?

Generated by AI ✨

Deskripsi Buku

Buku Buku ini membahas isu poligami dalam konteks sosial, hukum, dan agama, khususnya dalam masyarakat Indonesia. Penulis menjelaskan bahwa poligami dalam masa lalu dianggap sebagai praktik yang umum dan tidak banyak menghadapi gugatan, baik dari segi hukum maupun sosial. Namun, seiring perkembangan zaman, praktik poligami mulai diketatkan, baik oleh aturan agama maupun peraturan hukum negara. Dalam konteks Islam, poligami dibolehkan dengan syarat-syarat tertentu, seperti adil, jumlah maksimal 4 istri, dan kemampuan ekonomi suami. Namun, dalam praktiknya, banyak negara muslim menambahkan syarat tambahan, seperti izin istri, pengadilan, dan persetujuan atasan, sehingga poligami kini semakin terbatas. Buku ini juga mengulas kontroversi yang muncul terkait poligami, di mana sebagian kelompok menentang praktik tersebut dan menginginkan poligami dikeluarkan dari sistem hukum. Di sisi lain, ada yang berpendapat bahwa pengetatan terhadap poligami justru mendorong munculnya praktik ilegal seperti nikah siri, selingkuh, dan lainnya. Oleh karena itu, penulis menyarankan bahwa poligami perlu dilihat secara lebih seimbang, dengan sedikit pelonggaran agar tidak menimbulkan dampak negatif yang lebih besar. Buku ini juga menyertakan informasi terkait undang-undang hak cipta, yang menjadi bagian dari konteks buku ini, meskipun tidak secara langsung terkait dengan isu poligami. Informasi ini diberikan sebagai bagian dari konten buku yang disediakan. Buku ini ditujukan untuk pembaca yang ingin memahami dinamika sosial, hukum, dan agama terkait praktik poligami di Indonesia.