Puisi ini merupakan ungkapan rasa mendalam tentang rindu, cinta, kasih, dan sayang. Sesuatu yang tidak habis untuk sekedar dibicarakan, ditulis, atau dinyanyikan. Rindu, cinta, kasih, dan sayang memang tidak mengenal batas. Rindu pada kekasih, sayang pada anak, cinta pada orang tua, cinta pada sesama, cinta pada tanah air, atau bahkan rindu kepada sang Khaliq adalah inspirasi yang berserakan untuk digarap menjadi puisi.
Buku Buku ini menghadirkan kumpulan puisi yang penuh makna, menggambarkan perjalanan batin, keindahan kehidupan, serta refleksi tentang masa lalu, kehilangan, dan harapan. Dalam puisi-puisi yang disusun, pembaca akan menyaksikan perasaan yang mendalam, seperti kecemasan, kerinduan, dan kesedihan, yang dinyatakan secara puitis melalui gambaran-gambar yang kaya dan misterius. Dari cerita tentang seorang lelaki yang membawa parang untuk memetik pisang untuk keluarganya di tengah malam hujan, hingga momen-momen nostalgia yang terasa begitu jauh, puisi-puisi ini membawa pembaca ke dalam dunia yang penuh emosi dan refleksi. Ada juga puisi yang menyentuh tentang kehilangan cinta, seperti dalam *Pernah Aku*, yang menggambarkan kehilangan seorang kekasih di bawah langit malam yang gelap. Selain itu, buku ini juga menyajikan kisah-kisah yang menggambarkan kehidupan sehari-hari yang penuh makna, seperti dalam *Balada Pohon Pisang di Sudut Rumah*, yang menunjukkan kehidupan sederhana namun penuh perasaan. Puisi-puisi dalam buku ini juga tidak hanya berfokus pada kehidupan pribadi, tetapi juga membicarakan isu-isu sosial seperti perlindungan hak cipta dalam Pasal 72, yang menunjukkan bahwa karya-karya sastra juga memiliki nilai hukum dan kepentingan yang besar. Dengan bahasa yang puitis, kaya, dan penuh makna, buku ini menjadi pengantar untuk memahami keindahan kehidupan, kehilangan, dan keharmonisan dalam diri manusia.