DUA puluhan remaja tanggung menyebar di muka Jalan Potlot III Nomor 14, Jakarta Selatan. Mereka menggelandang di luar pagar sembari menatap penuh harap kepada siapa pun yang melintasi gerbang. Petangpetang, satu sedan Vios hitam meluncur masuk. Pengemudinya turun. Berbadan tegap, tubuhnya dibalut jins dan kaus merah tim nasional sepak bola Indonesia. Di punggungnya, dengan plester hitam ditempel sembarangan, terbaca: Kaka.