Udara pagi di Manggala Wanabakti, Jakarta, masih terasa dingin. Jarum jam belum melangkah jauh dari angka delapan. Tapi di hari yang masih muda itu seorang lelaki sepuh terlihat bersemangat meliuk-liukkan badan. Kakinya direntang sejajar bahu, bola besar yang dipegang di depan dadanya dipelintir ke kanan dan ke kiri.