Dalam sejarah ABRI, upaya penghematan seperti sekarang ini tentu bukan yang pertama kali dilakukan. Pada 1950 pimpinan ABRI melakukan tindakan yang lebih drastis: mengurangi jumlah pasukan dari 500.000 menjadi tinggal sekitar 200 .000 . “Rasionalisasi” tersebut sempat menimbulkan gejolak karena sebagian besar prajurit yang diberhentikan itu adalah bekas lasykar yang punya afiliasi politik.