“Rampok dan copet saja pada mudik, masak, saya nggak mudik,” jawab seorang kawan ketika disinggung kenapa mesti mudik dengan segala keributan dan kerepotannya. Tentu saja, dia bergurau sebab, sesungguhnya, ada sesuatu yang sukar ditakar dengan ukuran-ukuran kuantitatif di balik gelombang jutaan jiwa menuju kampung kelahiran. Sesuatu yang sebenarnya serius tapi menyimpan kehangatan.