Bagi generasi milenial yang lahir di atas 1980-an, sektor properti belum begitu menarik, baik sebagai investasi maupun hunian. Chief Creative Officer OMG & Consulting dan Co-Founder Inspigo, Yoris Sebastian, mengatakan generasi milenial memilih membeli pengalaman dibanding barang, termasuk properti. “Kecuali propertinya dibelikan orang tua, ya, pasti mau,” katanya berkelakar kepada Tempo, Senin lalu.
Buku Buku ini menggambarkan gaya hidup dan pola pikir generasi milenial di Indonesia, dengan fokus pada aspek-aspek seperti sikap pesimis terhadap dunia bisnis, kesadaran akan keamanan digital, penggunaan teknologi dalam keagamaan, serta tantangan dalam memulai investasi. Selain itu, buku ini juga mengungkapkan bagaimana kebiasaan seperti nongkrong dan jalan-jalan memengaruhi kebiasaan milenial dalam berinvestasi. Buku ini tidak hanya menggambarkan realitas sosial dan ekonomi generasi milenial, tetapi juga menyajikan tantangan dan peluang yang dihadapi oleh mereka dalam konteks kehidupan sehari-hari. Dalam rangka menghadapi tantangan tersebut, buku ini juga menyentuh pentingnya literasi sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas pendidikan dan keterampilan masyarakat Indonesia. Dalam konteks yang lebih luas, buku ini juga menjelaskan bagaimana hasil survei literasi Indonesia yang menempati peringkat ke-60 dari 61 negara bisa menjadi momentum untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya literasi. Melalui berbagai inisiatif seperti program Duta Baca Indonesia dan gerakan literasi sekolah, pemerintah dan berbagai pihak berupaya meningkatkan tingkat literasi di Indonesia sebagai langkah menuju peningkatan kualitas pendidikan dan kualitas hidup masyarakat.