Sejak marak dipublikasikan di berbagai media nasional dan milis sepanjang 2006—2007 peternak belut tumbuh bak jamur di musim hujan. Mereka menyebar di Jawa, Sumatera, hingga Kalimantan. Data yang dihimpun penulis menunjukkan pada 2007 paling tidak terdapat 150—200 pembudidaya belut. Namun, sekitar 80% peternak terkonsentrasi di Pulau Jawa. Banyaknya peternak yang membudidayakan belut karena pasar terbentang, biaya budidayanya murah, dan bisa diternakkan di lahan sempit.
Buku Buku ini menjelaskan secara komprehensif tentang budidaya belut di lahan sempit, yang kini semakin marak dilakukan oleh peternak di berbagai daerah di Indonesia. Dalam buku ini, pembaca akan menemukan berbagai informasi mengenai teknik pembudidayaan belut yang efektif, mulai dari persiapan media kolam, pemilihan bibit, pakan, hingga manajemen panen. Buku ini juga menyajikan kisah nyata para peternak belut yang sukses, seperti Warsim, Ade Sumiyati, dan Sunarto, yang berhasil memperoleh hasil panen yang menguntungkan dengan modal yang relatif kecil. Selain itu, buku ini juga membahas potensi pasar ekspor belut, termasuk standar kualitas yang diperlukan, seperti panjang dan ketebalan daging belut. Buku ini menjadi panduan lengkap bagi pemula maupun pengusaha yang ingin memulai usaha budidaya belut dengan efisien dan berkelanjutan.