Mark Manson, dalam bukunya “sebuah seni untuk bersikap bodo amat” mengatakan kalau banyak orang teramat terobsesi untuk dapat memiliki hidup yang “benar”, sampai-sampai mereka sesungguhnya tidak menjalani hidup itu sendiri. Saya merasa ini ada benarnya. Ketika kita berada dalam posisi sulit seringkali kita begitu mudah melabeli diri dan hidup kita dengan kata “gagal” karena kita ingin selalu mendapat kebenaran dan kesempurnaan. I’m not motivational, but it’s a journey to have a peaceful journey. It’s because the experience, words, and stories of others act as solution for my problem. Catatan ini adalah refleksi kehidupan dari sedih atau bahagia. Dibalik jalan gelap atau terang yang saya jalani. Menerima ketidaknyamanan, ketidakbahagiaan dalam hidup adalah kelelahan sesungguhnya. Tapi bukan berarti saya atau kita tidak pernah merasakan kenyamanan dan kebahagiaan, tentu keduanya pernah dan sangat banyak. Tapi….. semua itu sangat banyak proses. Ada proses yang mudah atau tidak mudah. Bagi saya untuk memiliki kesehatan jiwa dan pikir yang sehat adalah proses yang sangat sulit, dan ini jauh lebih penting dari segalanya. Untuk bijak bersikap, menjalani tantangan-tantangan yang dijalani dalam ketidaknyamanan dan ketidakbahagiaan, mengambil keputusan, berinteraksi. Kamu harus sehat pikir dan mental. Setiap proses ada makna. Dalam makna ada proses. Demikianlah kehidupan yang diberikan sang Tuan, semoga kita tidak lupa dengan makna dari setiap warna cerita hidup kita, meskipun prosesnya mudah atau tidak. Selalu sehat. Salam makna.
Buku Buku ini adalah kumpulan refleksi dan perjalanan batin yang penuh makna, yang ditulis dengan penuh kejujuran dan kehangatan. Buku ini membawa pembaca melalui berbagai tema yang berkaitan dengan proses penyembuhan diri, penerimaan diri, dan pengembangan diri dalam menghadapi tantangan hidup. Mulai dari bab tentang keluarga yang berjuang, penderitaan, kegagalan, hingga pertumbuhan dan penerimaan, buku ini memberikan panduan emosional dan filosofis yang mendalam. Dalam bab-bab yang disusun secara sistematis, penulis mengajak pembaca untuk merenungkan arti kehidupan, cara menghadapi kegagalan, serta bagaimana membangun ketahanan mental dan kekuatan batin. Buku ini juga membahas pentingnya kesendirian, penyerahan luka, dan penerimaan diri sebagai langkah awal dalam perjalanan penyembuhan. Selain itu, penulis juga menyampaikan pesan tentang keberanian, kesabaran, dan keikhlasan dalam menjalani kehidupan. Buku ini cocok bagi siapa saja yang sedang mencari makna dalam kehidupan, ingin belajar bagaimana menghadapi penderitaan, atau mencari jalan untuk memperbaiki diri dan membangun kehidupan yang lebih bermakna. Dengan gaya penulisan yang penuh kehangatan dan penuh empati, buku ini menjadi sumber inspirasi dan bimbingan bagi pembaca dalam proses pertumbuhan batin.