Ohh, syukurlah. Kapan nikahnya? Aku masih berharap mereka belum serius menjalin hubungan dan memastikan kalau aku masih punya kesempatan. Kali ini dia balik tanya,” Ada apa?” “Enggak kok, hanya pingin nyumbang.” … “Kau lebih cinta laki brengsek yang kau anggap pacarmu? Berapa puluh tahun pacarmu merawatmu? Merasakan bahagia walau kencingmu memancar ke wajahnya. Merasakan cemas saat kau tersengal-sengal hampir mati saat kau kecil haa..?!” “Sudah kau dapat apa darinya, selain orok diperut??! Cinta!, Setia??“ … Aku cuma tersenyum kecut tak menjawab, namun senyumanku semakin membuat aneh tingkahku dimatanya. “Serius amat senyumnya?” “Iyaa.. Baru sedih bang, jangan dibully. Baru patah hati. Penjual warteg sudah dibawa orang kabur ke Sumatra” Jawabku sekenanya.