Aku menafsirkan kembali sketsa rasa sedih itu untukmu, dengan gelak dan mimik yang terlucu. Dan engkau pun menangis, sia-sia kukatakan padamu untuk menunggu petang, agar kita lebih pantas terluka oleh waktu. Mengapa pula kau ikh?ti?sar?kan kese?dihan di h
Buku Buku ini menghadirkan kumpulan puisi yang menggambarkan perjalanan batin, kehidupan sehari-hari, serta refleksi tentang manusia, alam, dan hubungan antara keduanya. Dalam bahasa yang puitis dan penuh makna, puisi-puisi dalam buku ini menggambarkan momen-momen sederhana yang kaya makna, seperti percakapan saat makan, pelukan yang tulus, dan hujan bulan November yang menggema dalam hati. Terdapat juga puisi yang menggambarkan perjalanan seorang pengembara, eksplorasi ruang dan waktu, serta pertemuan-pertemuan yang menyimpan kenangan dalam hati. Buku ini menawarkan pembaca sebuah pengalaman batin yang mendalam, seolah-olah menggambarkan perjalanan melalui kata-kata yang penuh makna dan keindahan.