Sepulang sekolah, Anis mengajak sepuluh orang temannya mampir ke rumahnya. Sengaja, teman- -teman sekelasnya yang terdekat diajak menikmati panen rambutan di pekarangannya. Semuanya adalah anak-anak yang lincah dan periang sehingga dapat dibayangkan betapa meriah suasana manakala mereka sudah berkumpul. Mereka akan saling menyindir, bergantian membanyol, ejek-mengejek, dan akhirnya tertawa bersama-sama. Pokoknya, ada saja yang selalu menjadi bahan tertawaan. Kalau sudah begitu, mereka sering lupa diri. Sampai hampir seharian mereka berkumpul, bercanda, dan bersantai seakan mereka tidak mempunyai beban apa pun.