perkembangan sejarah dan intelektual dari Tarekat Qadiriyyah Naqsyabandiyyah (TQN), suatugabungan aliran sufi yang didirikan di Indonesia oleh Syekh Ahmad Khatib Sambas (w. 1875). Setelah menerangkan sebuah rekapitulasi ringkas menyangkut kemajuan tarekat di dalam dan di luar PulauJawa, tulisan ini meneliti aktivitas dan kehidupan Syekh Sambas, dan khususnya meneliti tentang karya beliau yaitu kitab Fath al- ’Arifin, lalu mengkaji sumber-sumber Qadiriyyah dan Naqsyabandiyyah yang telah meng-ilhaminya. Fokusnya kemudian menjelaskan transmisi doktrin-doktrin TQN oleh murid-murid Syekh Sambas, terutama ‘Abd al-Karim Banten (l.1840), dan penyebaran tarekat secara berangsur-angsur di seluruh kepulauan, yang mengakibatkan pembentukan cabang yang memelihara keberadaan-keberadaan yang terpisah tetapi pada makna yang luas ajaran-ajarannya tetap sama/serupa. Hal ini mengantarkan ke dalam suatu diskusi yang menyangkut TQN Suryalaya, Jawa Barat, salah satu dari cabang yang paling penting dari TQN di Indonesia sekarang ini,
Buku Buku ini membahas peran pendidikan dalam Tarekat Qadiriyyah Naqsyabandiyyah, dengan referensi utama dari Pondok Pesantren Suryalaya. Buku ini merupakan terjemahan dari disertasi yang ditulis dalam bahasa Inggris oleh Dr. Hj. Sri Mulyati, M.A., yang menjelaskan sejarah dan perkembangan intelektual Tarekat Qadiriyyah Naqsyabandiyyah di Indonesia. Buku ini memperkenalkan konsep-konsep pendidikan sufi yang diimplementasikan dalam tarekat tersebut, termasuk doktrin muraqabah, serta peran penting tokoh-tokoh sufi dalam pembentukan budaya dan peradaban Indonesia sejak abad ke-13. Buku ini memberikan wawasan mendalam tentang peran tarekat dalam membentuk identitas nasional dan kehidupan spiritual masyarakat Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Buku ini sangat relevan bagi para peneliti, pengamat tasawuf, dan masyarakat yang tertarik memahami akar-akar kebudayaan dan keagamaan Indonesia melalui perspektif tarekat.