Tulisan ini mencoba merekonstruksi pemikiran al-Ghazali tentang upaya pembentukan karakter dalam perspektif kenabian (profetik) melalui penyucian dan pemberdayaan rohani, dari rohani buruk menjadi rohani mulia, rohani yang rabbâni hingga menjangkau derajat sufi (waliyullah). Sebuah upaya pemberdayaan segenap potensi manusia dengan substansi hakikinya yang agung guna diantar kembali ke hadrah ilâhiyah. Tulisan ini adalah follow up dari jawaban al-Ghazali, saat kami saling berdekapan erat dalam bilik cahaya dalam ru’yah shādiqah, tentang cara yang ditempuh hingga ia dapat “menemui” al-Haqq. Saat itu iamenjawab: “Takhalluq bi akhlâqillâh.”
Buku Buku ini membahas tema pokok pendidikan akhlak, khususnya dalam perspektif kenabian (profetik), berdasarkan pemikiran al-Ghazali. Penulis mengupas konsep pembentukan karakter yang berlandaskan pada penyucian dan pemberdayaan rohani, dari rohani buruk menuju rohani mulia, serta menuju derajat sufi (waliyullah). Pemikiran ini bertujuan untuk memperkuat potensi manusia secara hakiki, sehingga dapat kembali kepada hadrah ilâhiyah, yaitu keadaan yang dekat dengan Allah SWT. Buku ini merupakan follow up dari jawaban al-Ghazali tentang cara menemui al-Haqq, yang dinyatakan dalam bentuk perkataan “Takhalluq bi akhlâqillâh”, yaitu mengambil sifat-sifat Allah dalam diri manusia. Penulis menjelaskan berbagai aspek seperti mujâhadah dan riyâdah sebagai dasar pembentukan karakter, riyâdah khusus sâlik?n, zikir sebagai bentuk penguatan rohani, serta maqâmât–ahwâl sebagai bentuk transformasi rohani. Selain itu, buku ini juga membahas karakter ideal (prophetic character) yang meliputi i‘tidal (proporsional) dalam mengelola daya-daya rohani, hati yang suci dan menghadap Allah, serta makrifat dan wusûl sebagai bentuk pengalaman spiritual tinggi. Buku ini ditujukan bagi para pembaca yang ingin memahami dan menerapkan nilai-nilai akhlak yang sejati berdasarkan ajaran Nabi dan para waliullah, serta menjadi panduan dalam pendidikan modern yang berorientasi pada pembentukan karakter yang rabbâni.