Tahun 2015 merupakan tahun perayaan International Year of Light (IYL) oleh UNESCO yang didukung oleh beberapa lembaga dalam bidang sains, seperti: International Centre of Theoretical Physics (ICTP); American Institute of Physics (AIP); American Physical Society (APS); IEEE Photonics Society (IPS); Institute of Physics (IOP); International Society for Optics and Photonics (SPIE); dan The Optical Society (OSA). Alasan dipilihnya tahun tersebut sebagai peringatan pentingnya ilmu optik bagi kemanusiaan adalah karena bertepatan dengan lebih kurang seribu tahun dari masa hidup seorang sarjana, yang bukan saja berjasa, tetapi juga dipandang sebagai perintis ilmu optik modern. Ilmuwan tersebut adalah Abū ‘Alī al-Ḥasan ibn al-Ḥasan Ibn al-Haytham (965-1038 M), yang merupakan salah seorang di antara saintis terkemuka di dunia Muslim yang hidup lebih kurang seribu tahun yang lalu. Jauh sebelumnya, pada 1-10 November 1969 juga telah diselenggarakan sebuah pertemuan besar memperingati 1.000 tahun Ibn al-Haytham di Pakistan, yang diselenggarakan oleh Hamdard National Foundation dengan dihadiri oleh puluhan saintis dari berbagai negara dan bidang keilmuan untuk mengkaji pemikiran Ibn al-Haytham, dan kemudian menerbitkan satu prosiding tentang pemikiran Ibn al-Haytham. Demikian juga pada tahun-tahun berikutnya, telah diselenggarakan berbagai acara serupa di beberapa negara dalam lingkup yang lebih kecil.
Buku Buku ini membawa pembaca masuk ke dalam dunia pemikiran filsafat sains yang diungkapkan oleh Ibnu al-Haytham, seorang ilmuwan dan filsuf ternama abad ke-11. Dalam karya ini, penulis menggali dan menganalisis konsep-konsep inti dalam filsafat sains yang diembankan oleh Ibnu al-Haytham, yang dianggap sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah pengetahuan manusia. Buku ini tidak hanya menampilkan pemikiran Ibnu al-Haytham secara mendalam, tetapi juga menggambarkan cara pandang alamiah dan ilmiah yang mendasar dalam memahami fenomena alam, sejarah, dan kebenaran ilmiah. Penulis menjelaskan bagaimana filsafat sains menurut Ibnu al-Haytham tidak hanya terbatas pada metode ilmiah, tetapi juga mencakup prinsip-prinsip etika, keadilan, dan kehati-hatian dalam penelitian dan penerapan ilmu pengetahuan. Buku ini juga menggambarkan bagaimana penulis berusaha mengembalikan istilah-istilah tertentu ke dalam bahasa Indonesia, sebagai upaya memperkaya pemahaman pembaca terhadap karya Ibnu al-Haytham dalam konteks lokal. Selain itu, buku ini menyajikan terjemahan dan analisis terhadap karya Ibnu al-Haytham, Kit?b Thamar?h al-?ikmah, dalam bahasa Melayu, yang merupakan upaya untuk menyebarkan dan memahami pemikiran filsafat sains Ibnu al-Haytham dalam konteks kebudayaan dan bahasa Melayu. Buku ini juga mencerminkan perjalanan akademik penulis dalam meneliti dan menulis, serta dukungan yang diberikan oleh berbagai tokoh akademik dan institusi pendidikan. Dengan pendekatan yang jelas, terstruktur, dan berlandaskan prinsip keilmuan, buku ini menjadi sumber referensi yang bermanfaat bagi para akademisi, peneliti, dan pembaca yang tertarik pada sejarah sains dan filsafat ilmu pengetahuan.