Al-Qur’an dan Hadis, di samping sama-sama sebagai sumber ajaran Islam, keduanya mempunyai perbedaan yang sangat menonjol terutama dilihat dari segi keautentikannya. Seluruh ayat Al-Qur’an dipastikan berasal dari Allah berbeda dengan Hadis Nabi yang sebagiannya dipastikan berasal dari Nabi tetapi ada pula yang diragukan bahkan sebagian dipastikan tidak berasal darinya. Kepastian Al-Qur’an berasal dari Allah karena seluruh ayat-ayatnya telah ditulis semenjak diturunkannya kepada Nabi Muhammad, terjaga baik secara hafalan maupun catatan atau tulisan di kalangan para sahabat dan kemudian dibukukan dalam satu mushaf pada masa Abū Bakar al-Siddīq serta digandakan pada masa ‘Utsmān ibn ‘Affān dalam bentuk mushaf ‘Utsmānī. Adapun Hadis Nabi, pada masa Rasulullah hanya sebagian yang ditulis karena khawatir tercampur dengan Al-Qur’an. Mayoritas Hadis saat itu terekam dalam hafalan para sahabat Nabi yang diriwayatkan secara lisan dan hanya sedikit yang terekam dalam bentuk tulisan. Periwayatan Hadis secara lisan ini memakan waktu yang cukup lama sejak masa Rasulullah hingga masa-masa sesudahnya. Hadis-hadis baru dibukukan secara lengkap pada abad kedua dan ketiga Hijriyah. Karena itu, periwayatan Hadis memerlukan waktu ratusan tahun yang melibatkan beberapa generasi, yakni generasi sahabat, tābi’īn, tābi’ al-tābi’īn yang kemudian Hadis-hadis itu dibukukan oleh para mukharrij (kolektor) Hadis. Periwayatan Hadis dalam jangka waktu yang relatif panjang inilah antara lain yang menyebabkan terjadinya perbedaan kualitas Hadis; ada yang sahih, hasan, a’īf bahkan palsu. Dapat dikatakan bahwa tidak semua hadis benar-benar dari Rasulullah, berbeda dengan Al-Qur’an yang dipastikan berasal dari Allah.
Buku Buku *Problematika Autentisitas Hadis Nabi Dari Klasik Hingga Kontemporer* karya Prof. Dr. H. Idri, M.Ag. ini membahas secara mendalam dan sistematis tentang tantangan serta kompleksitas dalam menentukan keaslian dan keotentikan Hadis Nabi Muhammad SAW. Buku ini menjelaskan perbedaan mendasar antara Al-Qur’an dan Hadis dalam hal sumber asal, proses penyebaran, dan metode penjagaan kebenarannya. Sementara Al-Qur’an dipastikan berasal dari Allah dan telah terjaga keasliannya sejak diturunkan, Hadis Nabi mengalami proses periwayatan yang memakan waktu ratusan tahun dan melibatkan berbagai generasi, sehingga muncul perbedaan kualitas dalam keabsahan hadis, seperti sahih, hasan, ?a’?f, dan bahkan palsu. Buku ini juga menggambarkan sejarah dan perkembangan problematika autentisitas Hadis sejak masa Rasulullah hingga masa kontemporer, termasuk dampak dari pertikaian politik yang memicu munculnya hadis palsu dari berbagai pihak. Buku ini menjadi referensi penting bagi para peneliti, akademisi, dan penggemar ilmu hadis dalam memahami pentingnya kritis dan metodologi dalam memverifikasi keaslian Hadis Nabi.