Di era millenial, banyak pemuda yang mudah terpengaruh lingkungan. Keberadaan media sosial (medsos) menyumbang kontribusi cukup besar terkait hal ini. Segala hal yang trending dan viral di medsos menjadi panutan. Padahal, tidak semua hal di dunia maya dapat dipertanggungjawabkan. Sementara itu, seorang tokoh pergerakan di Mesir, Hasan Al Banna pernah berkata, “Di setiap kebangkitan, pemudalah pilarnya. Di setiap pemikiran, pemudalah pengibar panji panjinya.” Lalu, bagaimana jadinya jika pemuda tidak memiliki jati diri yang kuat, mudah dipengaruhi, dan tidak jelas keberpihakannya? Apakah masih bisa menjadi pilar kebangkitan? Simak lebih lengkapnya dalam buku digital kumpulan motivasi ini. Selamat membaca!
Buku Buku ini membahas tentang pentingnya jati diri dan keberanian pemuda dalam menghadapi tantangan zaman, terutama di era millenial yang penuh pengaruh dari media sosial. Penulis menggambarkan bagaimana pemuda dapat membangun identitas yang kuat, berpikir dewasa, dan tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu yang beredar. Dalam buku ini, dibahas pula cara menolak ajakan yang tidak sesuai dengan prinsip dan pilihan pribadi, tanpa terkesan angkuh atau sombong. Penulis juga memberikan panduan tentang bagaimana remaja dapat mengetahui dan memanfaatkan potensi diri (bakat atau passion) yang dimiliki, serta pentingnya melibatkan orang tua dalam proses pengembangan diri. Buku ini juga membahas tentang kebebasan yang tetap terbatas, keseimbangan antara kebebasan dan tanggung jawab, serta bagaimana pemuda muslim dapat menjadi pilar kebangkitan dengan menunjukkan jati diri yang kuat dan berpegangan pada nilai-nilai yang benar. Dengan bahasa yang sederhana namun mendalam, buku ini menjadi panduan bagi pemuda dan remaja dalam mengembangkan diri secara spiritual, intelektual, dan sosial.