Bagikan
Politik
Penataan Demokrasi Dan Pemilu Di Indonesia
10 MB
ebook
34 Dilihat
Sinopsis
Buku ini memotret secara cukup lengkap dinamika pelaksanaan demokrasi dan Pemilu pasca-reformasi. Dalam suatu negara yang menganut sistem demokrasi langsung seperti Indonesia, pemilu merupakan instrumen yang sangat fundamen. Kualitas demokrasi akan sangat bergantung pada kualitas penyelenggaraan Pemilu. Sehingga menjadi penting untuk mendesain sistem Pemilu yang berkualitas agar mampu meng-upgrade kualitas demokrasi yang sedang dibangun. Perjalanan penyelenggaraan Pemilu di Indonesia pasca-reformasi seperti masih mencari format idealnya. Berbagai perubahan terhadap desain penyelenggaraan Pemilu beserta segala instrumennya terus dilakukan dari satu periode Pemilu ke periode berikutnya. Namun berbagai eksperimentasi desain kepemiluan yang telah dipraktikkan pasca-reformasi tampaknya belum mampu menjawab tantangan untuk benar-benar menghadirkan Pemilu yang berkualitas. Buku ini hadir pada saat yang tepat untuk menjaga keberlanjutan evaluasi terhadap desain penyelenggaraan Pemilu guna memnjawab tantangan tersebut. Mengingat dimensi bahasan dalam buku ini mencakup, baik aspek normatif maupun empiris dari penyelenggaraan Pemilu pasca-reformasi, maka sangat cocok untuk menjadi bahan diskusi para pegiat dan praktisi politik, Pemilu, dan hukum tata negara, serta sangat relevan untuk dijadikan bahan bacaan bagi para civitas academica di kampus-kampus.
Generated by AI ✨
Deskripsi Buku
Buku Buku *Penataan Demokrasi dan Pemilu di Indonesia Pasca-Reformasi* karya Prof. Dr. Ni’matul Huda, S.H., M.Hum. dan M. Imam Nasef, S.H., M.H. membahas secara mendalam perjalanan dan evolusi sistem demokrasi serta penyelenggaraan pemilu di Indonesia setelah era reformasi tahun 1998. Buku ini hadir sebagai respons terhadap kebutuhan akan evaluasi dan penataan demokrasi yang lebih baik sebagai bagian dari prinsip kebernegaraan Indonesia. Buku ini menggambarkan sejarah dan tantangan dalam penyelenggaraan pemilu di Indonesia, terutama pada masa Orde Baru, di mana pemilu sering dikaitkan dengan kekerasan, tekanan, dan diskriminasi terhadap masyarakat yang tidak mendukung pemerintah. Di masa itu, pemilu tidak hanya menjadi alat legitimasi pemerintah, tetapi juga menjadi sumber trauma bagi masyarakat. Sebagai akibatnya, muncul kelakar bahwa pemilu adalah "pembuat pilu", yang menggambarkan dampak psikologis negatif dari praktik pemilu yang tidak demokratis. Setelah reformasi, sistem pemilu di Indonesia mengalami perubahan signifikan. Lembaga penyelenggara pemilu, yang sebelumnya dikendalikan oleh Departemen Dalam Negeri, diubah menjadi lembaga independen berupa Komisi Pemilihan Umum (KPU). Pemilu pada era reformasi dirancang untuk menjadi sarana bagi rakyat dalam menyalurkan hak politik secara bebas dan adil tanpa tekanan. Buku ini juga menyoroti proses transisi demokrasi yang masih terus berlangsung, dengan tantangan dan peluang dalam membangun negara demokrasi konstitusional yang lebih kuat dan inklusif. Dengan pendekatan yang kritis, analitis, dan berbasis konstitusi, buku ini menjadi referensi penting bagi para akademisi, praktisi politik, dan masyarakat umum yang ingin memahami dinamika demokrasi dan pemilu di Indonesia. Buku ini juga menekankan pentingnya pemilu sebagai bagian dari demokrasi modern, sebagaimana dijelaskan dalam prinsip bahwa "tidak ada demokrasi tanpa pemilu".
Tags:
Keyword:
Untuk membaca, silahkan unduh aplikasi di bawah ini:
